Rabu, 06 Juni 2012

Kemanakah

Akan ke manakah semua ini, tanda tanya menggigil di keranda malam. Semakin larut, semakin larut nisan sekarat menengadah ke langit kosong. Purnama mengubur impian tersesat dari luka ke luka... (puisi Maryana Ikaso)

Daun daun dan jam

Daun-daun rubuh, lumut menebal kubur. Kota-kota letih mengeja kematian diri sendiri Dunia tinggal rangka,tercium rumputan padang meranggas hangus di jantung luka Jam meleleh,tak henti Tanya luruh, tak henti Terlalu panjang, hidup teramat singkat ini.... (Puisi teman FBku, Maryana Ikaso, wong Solo.

Jumat, 19 Agustus 2011

Langkahmu telah berhenti

Ya,
hari ini, engkau tidak berjalan lagi...
karan kemarin siang,

engkau telah menghentikan langkah kakimu,
yang terlalu lelah menanggung beban...

kini engkau tidak perlu berjalan lagi,
di dunia yang fana ini...

sebab engkau telah melangkahkan kakimu
di surga sana...

selamat jalan, sahabatku!

Kamis, 08 Juli 2010

Puisi anak

Jika anak dibesarkan dengan celaan

Ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan

Ia belajar menentang

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan

Ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi

Ia belajar jadi penyabar

Jika anak dibesarkan dengan dorongan

Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian

Ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan

Ia akan terbiasa berpendirian

diambil dari Kumpulan Puisi

Rabu, 07 Juli 2010

Aku kan bangkit

Di bumi basah ini aku bersujud
Berbalut lumpur berselimutkan debu
Menengadah menatap langit
Rasakan tetes hujan merejam tulang

Liukan bayu datang membelah mimpi
Di batas waktu yang tak bertepi
Saat awan berarak ke dermaga

Mengganti siang menjadi senja menghitam
Awal malam bertahta gulana
Hanya tersisa satu bintang pelita jiwa
Tuk terangi hati yang terkoyak luka


ryan, Bali 080710


NB : Entah hingga aku posting kedua kali, aku masih tak berniat memberinya judul dan sajak ini ingatkanku sosok favo dan jumanji yang dulu bantu edit.apa khabar mereka berdua ? atau tlah berganti nama aku tak tahu.

Rabu, 12 November 2008

Seniman di bis kota

Nadamu ngawur
syairmu kacau
tapi
kadang kau membuatku tersenyum geli

karena kau tertawakan
kehidupan yang tidak adil
keserakahan yang tampak di depan mata

kau juga ingatkan
supaya para penumpang
waspada akan kerja tangan-tangan setan
yang mengancam

di bis kota

pengamen,
kau menghiburku

Surabaya, 11 November 2008

Doa buat seorang bakul di desa

Saat kulihat dirimu
bersusah payah menjual sesuatu
di bakul yang kau gendong

kau bersimpuh di depan rumah
seseorang yang kau harap
mau membeli daganganmu

hatiku berontak
aku menjerit
dan protes kepada Sang Pencipta

Mengapa masih ada orang sepertimu?
Yang mau bersimpuh di depan rumah orang lain?
Yang mau bersikap seperti itu?

Tapi aku hanya bisa melihatmu
dan mengingatmu
dalam doa-doaku
semoga
engkau diberkati-Nya
dengan curahan anugerah
dan keselamatan abadi!

Blitar, 23 November 2005